LDM LIFE: Tantangan baru isteri pelaut

Assalamualaikum, halo bloggy udah lama sekali saya gak nulis dan berbagi cerita di sini, padahal ada banyak moment yang terlewat dan menarik untuk diceritakan.
Karena ada kesibukan mengurus online shop dan si kecil yang mulai tumbuh besar, saya jadi jarang sekali mengekspresikan diri melalui tulisan. Kali ini, saya mulai mencoba aktif kembali nih karena sepertinya melalui tulisanlah saya lebih bisa mengekspresikan diri, bersyukur jika teman-teman suka membaca tulisan saya dan bisa mengambil manfaatnya. ๐Ÿ˜Š

Baiklah, kali ini saya ingin share soal tantangan baru dalam kehidupan LDM LIFE saya. Yap, tantangan baru buat saya sebagai isteri pelaut. Kalo hanya soal menahan rindu karena jarak, mungkin saya udah lulus dan jadi ahlinya ๐Ÿ˜‚ tapi kali ini beda bloggy, saya harus jadi pejuang sinyal juga. huhu

Jadi, ceritanya suami saya kali ini bergabung di salah satu perusahaan Korea, jenis kapalnya Cargo Refeer. Salah satu kapal barang yang mengantarkan barang berupa ikan dari kapal ikan ke pelabuhan atau perusahaan2. Kapal tersebut beroperasi di wilayah Asia. Lebih dekat sih jaraknya dibandingkan kapal sebelumnya yang area berlayarnya di wilayah Eropa. Namun, karena saat ini jenis kapalnya adalah kapal cargo, jadi tidak setiap hari ada sinyal seperti kapal pesiar. Awal suami on board di kapal, selama 3 minggu kami tidak bisa berkomunikasi karena kapal berlayar dari Bangkok menuju Port Betio di Tarawa dan tentu selama berlayar tidak ada sinyal. Seharusnya dalam 2 minggu sudah bisa berkomunikasi karena berlayar dari Bangkok ke Tarawa membutuhkan waktu 2 minggu, tetapi suami saya belum mendapat kartu Tarawa karena baru akan diberikan oleh agen setelah sampai di Port Betio.


Setelah 3 minggu, akhirnya ada pesan whatsapp dari suami. Saya pun benar-benar lega, Alhamdulillah, Allah jawab doa-doa saya. Air mata langsung mengalir deras, rasa rindu di dada saya meluap, tanpa kabar dan sinyal selama itu rasanya kaget sekali dan benar-benar membuat saya seperti kehilangan semangat. Yap, kali ini bukan cuma soal jarak yang menjadi tantangan saya tetapi juga sinyal. Artinya, komunikasi antara saya dan suami akan sedikit terhambat, padahal komunikasi berperan penting dalam hubungan jarak jauh seperti kami. Saya tau, butuh kesabaran dan pengertian yang lebih besar untuk mendampingin suami bekerja di kapal cargo ini karena rute berlayarnya cukup panjang dan tidak ada kartu kapal. Jadi akan ada saatnya tidak ada sinyal selama 2 minggu dalam beberapa trip atau perjalanan.

Saya sadar, ini adalah tantangan baru saya saat ini dan saya harus bisa melaluinya. Saya harus bisa lebih menguatkan hati lagi, terutama saat si kecil bertanya “kapan aba pulang” atau saat cuaca buruk yang tentunya menambah tingkat kecemasan.

Yang bisa saya lakukan hanya berdoa agar Allah selalu beri perlindungan, khususnya untuk suamiku pejuang nafkah keluarga. Baginya pun mungkin tidak mudah karena sehebat apa pun pelaut, saya yakin mereka punya hati dan cinta, mereka pun rindu keluarga, rindu anak isteri. Bismillah, semoga pekerjaan ini membawa keberkahan untuk keluarga kecil kami dan kapal ini menjadi batu loncatan untuk karier suami.

#pasanganpelaut #isteripelaut #pacarpelaut #ldmlife #keluargapelaut

Wow! Begini rasanya pasang KB spiral IUD

Memiliki anak merupakan impian bagi setiap pasangan setelah menikah. Benar, anak adalah anugrah terindah yang Allah berikan. Anak bisa menjadi pelipur lara kala sedih, menjadi teman, sekaligus penerus keturunan. Pepatah yang mengatakan banyak anak banyak rejeki mungkin benar, tetapi bagi saya penting sekali mengatur kapan harus menambah anak lagi ๐Ÿ˜ Bukan menolak rejeki moms, tapi pertimbangannya agar saya dapat memberikan yang terbaik untuk buah hati saya. Dengan perencanaan, saya dapat lebih maksimal dalam merawat dan mendidik anak saya.
Dua bulan setelah kelahiran anak pertama, saya pun mulai mencari program KB yang cocok untuk saya. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk pasang KB spiral atau Intrauterine Device (IUD). KB spiral tersebut ada dua macam, ada yang berlapis tembaga dan ada pula yang mengandung hormon. Setelah dijelaskan oleh bidan, saya pun memilih KB spiral berlapis tembaga. Alat tersebut berupa plastik berbentuk huruf T yang dilapisi tembaga dan akan bekerja menghalangiย sel-sel spermaย untuk naik dan mencapai sel telur, kandungan tembaga yang dilepaskan juga membuat sperma serta sel telur yang dibuahi tidak dapat bertahan hidup di dalam rahim dan saluran telur. KB spiral ini efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun moms, tetapi bisa dilepas kapan saja jika kita ingin merencanalan kehamilan lagi.
Moms pasti ngilu ya gimana rasanya benda plastik dimasukan ke dalam rahim? Saya pun begitu. Sejak awal berencana pasang KB spiral saya masih ragu karena takut. Bayang-bayang proses persalinan masih kental dalam ingatan. Nyatanya, pemasangan KB spiral atau IUD tidak seseram yang saya bayangkan moms. Sepertinya tidak sampai 20 menit sudah selesai, hanya saja agak risih dan malu karena harus membuka paha lebar-lebar dalam keadaan sadar ๐Ÿ˜‰. Setelah itu bidan akan memasang alat untuk menahan agar vagina kita tetap terbuka untuk mengukur berapa panjang alat yg akan dipasang. Setelah itu alat tersebut disesuaikan dan dipasang dalam rahim. Saat proses ini memang rasanya mules seperti saat haid. Terkadang mulesnya menguat, lalu hilang. Kita hanya perlu mengatur nafas agar rasa mulesnya hilang. Saya pun deg-deg an sekali saat itu, saya pikir akan terasa sakit seperti proses persalinan, tapi ternyata tidak. Setelah dipasang, rasa mules pun terkadang muncul lagi. Bidan memberikan saya obat antibiotik dan paracetamol yang diminum saat nyeri saja dan menyarankan untuk kontrol dalam dua minggu jika ada keluhan saat berhubungan. Oya, moms jangan kaget jika keluar flek karena setelah dipasang KB spiral, flek akan muncul dalam beberapa hari. Selamat mencoba ya moms! ๐Ÿ˜Š

Baby Khawla

IMG_20180722_102319_852

Punya anak perempuan emang ngegemesin banget. Ada banyak aksesories dan baju lucu yang bisa dikenakan pada anak perempuan, begitu juga pada Khawla. Seiring berjalannya waktu, saya udah mulai senang memakaikan akesories lucu pada Khawla. Saya mulai memakaikan Khawla topi sejak usianya 3 minggu. Selain supaya tampil lucu, topi bisa membuat Khawla lebih hangat, khususnya setelah mandi pagi atau sore. Namun, sepertinya saya harus bisa memilih topi seperti apa dan bahan apa yang membuat Khawla nyaman karena Khawla pernah menolak saat memakai turban yang memang kebesaran ๐Ÿ˜„. Kepalanya gak mau diem saat saya pakaikan turban berwarna kuning kunyit yang memang masih belum pas di kepalanya. Haha

Nah, foto di atas foto pertama Khawla tampil lucu tanpa baju newborn yang biasa saya kenakan padanya. Hihi lucuuu banget sih dede. Foto ini untuk kompetisi Pekan Menyusui Sedunia, juga untuk souvenir aqiqah Khawla pada bulan september nanti. Doian menang yaa onty. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜†

Aba on Duty

 

 

 

IMG-20180721-WA0008

Aba on duty

Semenjak jadi ibu baru, saya kok jadi suka lupa jadwal kerja suami. Alhasil, saya suka nunggu-nunggu chat tapi ternyata suami masih kerja atau saat suami lagi coffee time atau selesai kerja, ehh handphone saya malah lowbat lupa saya chargeย ๐Ÿ˜ฅ Jadilah saya kesal sendiri. Gak nyaman banget kan kalau video call atau telponan saat handphone dicharge. Beginilah kerjaan emak-emak muda istri pelaut: telponan, video call, kirim foto, ngurus debay ๐Ÿ˜„ย alhamdulillah tetap disyukuri meski rindu makin jadi hehehe.

Omong-omong, satu bulan setengah lagi suami tercinta pulang layar. Asik asikkkk….bahagia banget rasanya ini, lebih-lebih dari nunggu gajian ๐Ÿ˜. Hari-hari kok berasa lebih lama ya, mungkin efek ada yang ditunggu jadi terasa lebih lama hufft. Suami pun begitu, katanya udah susah tidur kalau bukan capek banget, “Hatiku udah ada di kamu,” katanya ahaha ๐Ÿ’• semangat terus suamiku.

My precious moment: Persalinan!

Halo bloggy, udah lama mau nulis ni tapi baru sempat sekarang. Udah banyak moment seru yang mau saya ceritakan tapi status saya sebagai ibu baru yang belum berpengalaman membuat saya agak kerepotan mengurus si kecil dan gak sempat nulis.
Oya, pada 27 Juni Alhamdulillah saya dapat melahirkan buah hati saya yang selama 38 Minggu saya tunggu-tunggu. Masya Allah, rasanya bahagia dan terharu banget bisa mendengar tangisan pertama malaikat kecil saya setelah kontraksi selama 15 jam. Lama banget kan? perjuangan seorang ibu memang luar biasa dan gak bisa ditebus dengan apapun. Sebetulnya HPL saya jatuh pada tanggal 7 Juli, tetapi si kecil memilih lahir lebih cepat, mungkin gak sabar ingin digendong oleh mamanya ๐Ÿ˜„. Tanggal 20 Juni pun saya sudah mulai pembukaan 2, tetapi tidak merasakan mules sama sekali dan tidak ada tanda-tanda persalinan lainnya. Akhirnya, saya pun kontrol lagi seminggu kemudian dan pembukaan pun sudah nambah menjadi pembukaan 3.
Saat itu tanggal 26 Juni, bidan pun melakukan kontrol dalam dan merangsang secara alami agar saya merasa mules. Sesampainya di rumah, benar saja saya merasa mules namun belum kuat, hanya seperti saat sedang menstruasi. Rasa mules pun semakin menjadi saat malam hari. Pukul 10 malam saya memutuskan untuk pergi ke bidan karena merasakan mules yang semakin kuat. Saya khawatir persalinan sudah dekat apalagi menghadapi tengah malam dan suami tidak mendampingi langsung karena masih berlayar. Jadi, supaya aman dan terkontrol saya memutuskan untuk menginap di klinik.Setelah dicek ternyata masih pembukaan 3 dan saya pun disarankan untuk pulang. Dengan ditemani ibu-bapak, juga adik kami pun pulang dan diminat kembali jika rasa mules terjadi 2-3 kali dalam 10 menit.

Duhh..rasanya saya gak sabar sekali. Kenapa lama banget, pikir saya.
Di rumah, saya pun resah tapi masih bisa tertidur sampai pukul 2 malam. Rasa mules pun semakin nikmat melebihi sebelumnya dan berlangsung selama 2 kali dalam 10 menit. Dengan ditemani keluarga lagi, saya pergi ke bidan dan merasa yakin bahwa persalinan sudah semakin dekat.
Setelah dikontrol, ternyata masih pembukaan 4. Bidan membolehkan saya menginap di klinik karena jika saya pulang, saya takut tidak kuat berjalan.
โ€ŒSaya pun menginap di klinik dan menikmati rasa mules yang semakin kuat sampai sore. Rasa mules sudah tak bisa diungkapkan lagi rasanya. Energi saya hampir habis karena lelah merasakan nikmatnya rasa sakit di bagian rahim. Akhirnya, pada pukul 17.08 tangisan malaikat kecil saya memecah ruang persalinan. Bidan langsung memberi kesempatan pada suami saya untuk mengazani via telepon.

Lantunan azan dan Iqamah yang dilantunkan suami saya melalui telepon membuat saya meneteskan air mata.
โ€ŒBahagia dan terharu banget rasanya. Ada rasa sedih sih di hati karena buah hati saya baru bisa mendengar suara ayahnya belum bisa melihat wajahnya. Saya pun menguatkan hati kembali, inilah pilihan yang saya ambil. Dengan berbagai pertimbangan saya memutuskan tidak didampingi suami karena suami jauh bekerja dan akan pulang dua bulan lagi. Saya tau jika saya minta dirinya pulang, ia akan pulang. Awalnya terasa berat, suami pun tampak khawatir banget memikirkan saya yang akan menghadapi persalinan tanpa dirinya. Berkali-kali sejak beberapa bulan sebelum HPL suami sering bertanya apa saya kuat? Apa saya bisa melewatinya? Rasa takut di dalam hati pun terkadang muncul, takut gak bisa, takut sakit saat persalinan, takut seperti di film-film. Saya pun berusaha menghilangkan rasa takut itu, mempersiapkan mental dan fisik saya sedari jauh. Dan ternyata saya bisa, saya kuat dan berhasil melalui semuanya dengan dukungan suami dari jauh dan atas izin Allah bisa melahirkan buah hati saya dengan lancar melalui persalinan normal.
โ€Œ

Menyambut Pekan Menyusui Sedunia

IMG_20180723_174511_040

Saya baru melahirkan pada 27 Juni lalu, jadi baru menyusui selama 27 hari. Sebagai ibu baru, pengalaman saya dalam menyusui masih sedikit dan perlu banyak belajar. ASI pertama saya berikan pada Khawla pascamelahirkan dengan persalinan normal. Alhamdulillah saya bisa melakukan Inisiasi Menyusui Dini meski ASI-nya belum banyak. Seneng banget rasanya bisa melakukan IMD pada Khawla di awal kehidupannya. Ekspresi Khawla saat itu menjadi moment yang gak akan pernah saya lupa, lucu banget ๐Ÿ˜ Energi saya jadi terisi lagi setelah mengejan dan mules akibat kontraksi selama 15 jam.

Sebagai Ibu baru, saya sering khawatir berlebihan. Apalagi pada dua minggu pertama menyusui, Khawla sempat kembung perutnya ๐Ÿ˜ž. Saya pikir itu efek saya minum es jus alpukat, serius saya ngerasa takut dan bersalah banget. Setelah konsultasi, ternyata posisi menyusui saya harus dibetulkan dan Khawla harus dibiasakan sendawa setelah menyusu agar tidak kembung.
Banyaknya mitos yang beredar membuat saya over khawatir dan serba salah. “Jangan minum es nanti ASI nya bikin bayi pilek”
“Jangan keramas sore-sore nanti bikin bayi flu”
“Jangan sampe ASI kena mata dan telinga nanti merusak mata, apalagi kena alat kelamin nanti bisa gak punya anak”

Duhh serem banget kan?? Saya jadi serba salah, mau makan ini itu jadi takut. Terlalu banyak pepatah terkadang membuat saya bingung dan bikin stres, aktivitas menyusui pun jadi gak happy.

Oke, mitos-mitos itu ternyata belum tentu benar. Saya pun akhirnya menyadari kalau saya perlu menambah pengetahuan soal menyusui supaya bisa lebih cermat memilah mana mitos mana fakta. Jadi, saya pun gak serba salah lagi dan tetap gembira menyusui.
Selamat Menyambut Pekan Menyusui Sedunia ๐Ÿ˜ƒ Semoga saya pun bisa memberi Khawla ASI sampai usia 2 tahun.
#gembiramenyusui #mothercaretoshare #ibupedia #kompetisiibupedia #lomba

Cara Hemat USG 4D

Cara hemat USG 4D? Datang langsung ke Klinik Kehamilan Sehat, Moms.

Buat para mommy yang sedang mengandung, tentu rasanya penasaran sekali ingin melihat perkembangan buah hati di dalam kandungan. Benar, saya pun merasakan demikian, bahkan sudah mulai USG 2D sejak usia kehamilan saya menginjak 9 Minggu. Semakin besar usia kandungan, yaitu saat 22 minggu, saya pun semakin penasaran dan ingin sekali melakukan USG 4D agar dapat melihat dengan lebih jelas dan detail si buah hati. Setelah saya jalan-jalan ke berbagai blog untuk mencari informasi, ternyata biaya USG 4D tidaklah murah. Mommy perlu mengeluarkan biaya sekitar 400 ribu sampai 600 ribu di beberapa rumah sakit. Apalagi, biaya USG tidak menjadi komponen yang dapat dibiayai oleh jaminan kesehatan, BPJS misalnya. Mengingat biaya yang terbilang cukup mahal, saya pun mencari informasi lebih dalam kepada beberapa teman dan ternyata ada Klinik Kehamilan Sehat yang dapat melayani tes USG 4D dengan harga bersahabat.

Di Klinik Kehamilan Sehat, mommy hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar 180 ribu, sudah termasuk biaya konsultasi dengan dokter kandungan. Wahhhh jauh lebih hemat kan? Nah, jika ingin mencetak hasil USG, kita hanya perlu membayar biaya tambahan sebesar 50 ribu. Laporan hasil tes USG pun terbilang lengkap. Mommy bisa mengetahui lebih detail mengenai perkembangan buah hati dalam kandungan, seperti berat, panjang, detak jantung, posisi plasenta, kondisi rahim, dan yang sering membuat penasaran yaitu wajah dan jenis kelamin tergantung posisi janin saat itu.

IMG-20180308-WA0012_1528616878250

IMG_20180610_144343

Hasil Medical Record 22weeks 5

USG 4D tersebut saya lakukan di Klinik Kehamilan Sehat Serpong. Tapi mommy tenang aja, klinik kehamilan sehat tidak hanya ada di Serpong, tetapi di beberapa daerah di Indonesia. Mommy bisa cek lokasinya melalui foto berikut.๐Ÿ˜Š

IMG_20180610_144527

Klinik Kehamilan Sehat

Oya untuk Mommy yang berada di wilayah Serpong, berikut jadwal praktik dokter kandungan dan jadwal USG di klinik Kehamilan Sehat Serpong ya moms. Semoga bermanfaat dan sehat selalu. ๐Ÿ˜˜

IMG_20180610_144441

Jadwal Praktik Dokter Kandungan

 

 

 

Nikmatnya Mengandung

Hasrat ingin pipis sudah dimulai sejak dua jam lalu. Jam di layar handphone menunjukkan pukul 00.22 saat ini. Sebenarnya mata sudah mulai mengantuk, tapi tendangan nikmat dan manja dede utun di dalam perut membuat diri ini sulit terlelap. Yap, berkat tendangan utun saya pun sudah beberapa kali buang air kecil.
Begitulah nikmatnya mengandung. Tenyata semakin besar usia kandungan membuat hasrat ingin pipis di malam hari semakin tinggi karena posisi kepala bayi sudah masuk ke panggul. Jadi, hampir setiap hari saya begadang menikmati sensasi ini. Meski demikian, rasanya saya tak henti-hentinya bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan, atas nikmat merasakan adanya kehidupan di dalam perut saya, tendangan kecil, dan dorongan super yang terkadang diberikan oleh malaikat kecil di dalam perut saya.
Alhamdulillah…
Rasa syukur semakin tak terkira, saat melihat beberapa teman yang justru masih dalam proses ikhtiar untuk mendapatkan keturunan. Tak jarang saya pun ikut merasakan bagaimana rasanya terus berada dalam penantian. Kalau aja bisa dibeli, mungkin teman-teman yang belum mendapat kesempatan mengandung akan segera membelinya. Berbagai usaha sedang ditempuh oleh beberapa orang teman saya, teman kampus juga teman rumah. Dari mulai pijat rahim untuk membenarkan posisi rahim dan memperlancar peredaran darah di rahim, sampai upaya inseminasi yang membutuhkan biaya jutaan rupiah.

Ya Allah, betapa nikmat ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Karena rasa empati yang mendalam, saya pun sampai ikut antusias untuk mencari tau program hamil apa yang baik dilakukan oleh salah satu teman saya itu. Mengingat usia semakin tua, juga usia perkawinan yang tidak lagi seumur jagung, saya tau apa yang ia rasakan dan inginkan. Tapi saya hanya bisa support dengan berbagai pengetahuan, informasi, dan doa. Semua kembali lagi pada Allah yang maha memberi.
Melihat berbagai problematika terkait kehamilan, hal itu memotivasi saya untuk tidak banyak mengeluh saat mengandung. Memang cukup banyak hal unik yang dirasakan ibu hamil, apalagi saat trimester pertama.Rasa mual dan pusing yang sering tiba-tiba muncul. Rasa lelah dan moody yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari, dan masih banyak hal lainnya. Apalagi, sejak usia kandungan saya 4 bulan, suami pergi berlayar mencari nafkah. Ahh, rasanya gak karuan ๐Ÿ˜…. Ingin dimanja tapi berjauhan, ingin ditemani, tapi hanya bisa melalui telepon. Alhamdulillah semua bisa saya lewati hingga saat ini usia kandungan saya sudah 35 minggu. Saya dapat menjalani dan menikmati masa-masa mengandung dengan senang, apalagi suami punย  selalu hangat dan penuh perhatian meski berjauhan.

Yap, Insya Allah saya semakin siap menghadapi persalinan. Saya siap menjadi ibu, sebuah kesempatan berharga yang Allah berikan pada saya ketika ada orang lain yang masih berikhtiar mendapatkannya.

Kue Kering Telur Gabus Keju: Simpel dan Renyah Banget

images (3)_1528043019486.jpg

Menjelang Lebaran rasanya kurang lengkap kalau gak dibarengi dengan kesibukan membuat kue. Hemm.. meskipun badan kurang mendukung karena sedang hamil tua (34 minggu), saya pun tetap menunaikan tradisi tahunan membuat kue kering. Sebenarnya, tiap tahun saya hanya membuat kue nastar karena kebanyakan anggota keluarga suka dengan kue berbahan terigu yang berisi selai nanas itu. Namun, tahun ini saya mencoba resep kue kering baru yang lebih simpel mengingat perut yang semakin besar dan gak nyaman kalau harus duduk berlama-lama. Akhirnya, saya pun mencoba resep kue kering Telor Gabus Keju yang resepnya sudah saya padu padan dengan sedikit modifikasi. Yeayyyy, akhirnya dalam waktu yang tidak terlalu lama Telor Gabus Keju pun siap dinikmati. Berikut resepnya guyss ๐Ÿ˜†

Bahan:

400 gram tepung sagu

100 gram margarin, tidak perlu dicairkan (saya blueband)

100 gram keju parut (saya craft)

3 butir telur

1 sdt garam

1/2 sachet susu dancow bubuk

Cara Membuat:

1. Blender margarin, keju, telur, garam, dan susu bubuk.

2. Tunggu sampai halus dan diamkan agar tidak terasa hangat setelah diblender.

3. Campurkan bahan yang sudah diblender dengan tepung sagu, lalu aduk sampai kalis.

4. Siapkan minyak di wajan, bentuk adonan seperti telur ikan (pada gambar) menggunakan tangan lalu masukan ke dalam minyak. Jika sudah banyak, panaskan minyak dan siap digoreng dengan api kecil.

5. Aduk adonan yang sudah di wajan jika sudah mengapung/mengembang agar matangnya merata.

6. Angkat jika sudah menguning.

Tips:

Bentuk adonan kecil-kecil membuat kue menjadi lebih renyah dan menarik karena adonan akan mengembang saat digoreng. Semoga bermanfaat yaa ๐Ÿ˜Š

 

#resepkue #telorgabuskeju #resepkuelebaran #kuekeringenak

Rindu itu berat

Benar apa yang Dilan bilang: “Rindu itu berat, biar aku saja kamu ga akan kuat.”

Aku pun demikian, mungkin lebih berat dari apa yang dirasakan Dilan. Ah, Dilan gak bertemu Milea hanya beberapa jam, hanya semalam, kemudian esoknya bertemu di sekolah, atau dua hari karena terjeda libur akhir pekan.

Berarti aku lebih kuat dari Dilan ya, karena rindu yang aku alami bukan hanya menahan jumpa beberapa malam, tapi berbulan-bulan.

Benar, puncak rindu yang paling tinggi ialah ketika aku sudah tak bisa mengungkapkan rasa rinduku lagi dengan kata-kata. Atau aku pun hanya bisa terdiam saat kamu bilang rindu berkali-kali. Pada akhirnya, doa adalah luapan rindu yang paling tepat dan menenangkan. Meski rasa rindu tak juga hilang, tapi memastikannya aman lebih bisa membuat hatiku tenang.